Proses pembelajaran gerak merupakan pengalaman menarik yang terjadi pada diri setiap manusia. Proses pembelajaran gerak dewasa ini bukan hanya harus dimengerti oleh guru olahraga dan para pelatih olahraga saja, tetapi juga oleh para orang tua. Disini mari kita bersama-sama berbagi pengalaman dan belajar mengenai belajar motorik (gerak). Tak hanya itu, renang dan futsal sebagai ketarampilan gerak yang baik untuk dipelajari akan dibahas disini.

BELAJAR GERAK-RENANG-FUTSAL

belajar di kelas motorik, kelas renang, dan kelas futsal disertai program latihan yang terstruktur dan terarah sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan.

KELAS MOTORIK

Anak akan dibimbing untuk mengikuti berbagai latihan pola gerak dasar dengan berbagai bentuk permainan yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik anak yang tanpa disadari sesungguhnya mereka telah belajar gerak dengan baik.

KELAS RENANG DAN PRIVAT RENANG

layanan privat,les dan kelas belajar berenang untuk semua usia dengan metode yang menyenangkan dipandu oleh instruktur berpengalaman. more info: Pak.Nasrul sms/Whatsapp. 085720204010 bbm. 5998E07F

KELAS FUTSAL BANDUNG FUTSAL ACADEMY

layanan KELAS Futsal untuk siswa kelas 1-6 Sekolah Dasar guna menyalurkan bakat dan minat anak pada olahraga Futsal serta untuk melatih mOtorik anak dan memanfaatkan waktu luang sepulang sekolah dan di hari Sabtu Pagi Bekerjasama dengan Bandung Futsal Academy. more info: Pak.Nasrul sms/Whatsapp. 085720204010 Pak Rully 08122230199 bbm. 5998E07F

Lokasi Kelas Motorik, Kelas Renang, dan Kelas Futsal

Lokasi Kelas Motorik : Futsal Shakti Taridi Jalan Parakansaat No.9 Soekarno Hatta Bandung Lokasi Kelas Renang : 1.Kampung Sawarga Sindanglaya Arcamanik Bandung 2.Kolam Hotel Endah Parahyangan Cibeureum Cimahi Lokasi Kelas Futsal : Futsal Shakti Taridi Jalan Parakansaat No.9 Soekarno Hatta Bandung

Kamis, 28 Januari 2016

Tempat Renang Keluarga di Kawasan Bandung Timur



Tempat Renang Keluarga di Kawasan Bandung Timur


Bagi anda yang berdomisili di kawasan Bandung Timur tentu mengenal daerah Sindanglaya. Lokasinya yang tidak jauh dari Alun-Alun Bandung Timur (Ujungberung) dan berdekatan dengan Terminal Ciceheum sering juga disebut Bihbull dan merupakan kawasan militer karena ada Secaba (Sekolah Calon Bintara) di daerah tersebut. Sebelum Secaba anda akan menemukan kampung sawarga yang menjadi lokasi alternatif bagi wisata keluarga yang berada di kawasan Bandung Timur.

Dilokasi seluas 1,8 hektar tersebut, pengunjung bisa menikmati tiga wisata sekaligus dalam satu lokasi. Wisata pertama diberi nama Bale Sawarga yang merupakan tempat makan Sunda berkonsep indoor dan outdoor. Khusus outdoor wisatawan bisa menikmati sensasi makan di saung-saung yang tersedia.

Wisata kedua adalah Balong Sawarga yang merupakan tempat pemancingan berukuran besar yang bisa menampung cukup banyak orang.

“Yang sekarang jadi favorit itu adalah kolam renang dengan pemandangan hamparan sawah berundak yang diberi nama Tirta Sawarga. Di tempat itu terdapat tiga kolam untuk anak dan dewasa,” Bagi para pecinta olahraga renang olahraga prestasi maupun renang olahraga kesehatan dan rekreasi, tak ada salahnya jika anda mencoba berkunjung ke sana untuk sekedar berenang dan relaksasi sambil menikmati alam pedesaan. 

Jika anda mempunyai anak balita, yang ingin belajar renang bisa menghubungi : Pak Nasrul (Hp/WA 085720204010) untuk bergabung di kelas renang After-School Activity setiap hari rabu-kamis-sabtu-minggu yang merupakan tempat (Kursus, Les, Privat)  Renang di Bandung timur. Dengan program pembelajaran yang menyenangkan untuk semua usia dan ditangani oleh instruktur yang berpengalaman.


Kelas renang meliputi renang balita, anak-anak, dewasa. Adapula program terapi asthma, terapi gerak & konsentrasi bagi anak berkebutuhan khusus dan untuk yang mengalami obesitas. Bagi remaja yang berencana tes POLRI/TNI dapat mengikuti kelas khusus berenang bisa satu gaya dengan harga yang terjangkau.

Sangat menyenangkan rekreasi keluarga menikmati makanan sunda, alam pedesaan, bisa mancing serta melihat anak kita bermain dan berenang di kolam renang dengan aman, nyaman dan percaya diri.

Semoga kita sehat selalu dan sampai bertemu di kolam renang…….
Share:

Selasa, 26 Januari 2016

Beraktivitas Fisik bersama keluarga, mengapa tidak?




Semua orang sudah tahu kalau olahraga itu baik untuk kesehatan, namun tetap saja kita belum aktif bergerak dengan berbagai alasan. The US Centers for disease control and prevention (CDC) melaporkan bahwa hanya 20% orang dewasa melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran. Keadaan tersebut diikuti pula oleh anak-anak yang lebih memilih bermain game elektronik yang cenderung pasif bergerak dibanding berkegiatan diarea terbuka.

Jangan sampai benih malas bergerak ini dibiarkan tumbuh subur. Jika saat anak-anak tidak dibiasakan untuk senang beraktivitas fisik cenderung akan malas berkegiatan olahraga disaat dewasa. Disinilah perlu kesadaran dan dukungan sepenuhnya dari orangtua untuk menumbuhkan kebiasaan beraktivitas fisik yang menyenangkan.

Disini saya mencoba memberikan sedikit pengalaman beraktivitas fisik yang menyenangkan melibatkan anggota keluarga antara lain:

Rencanakan bersepeda dihari libur
Kegiatan yang cukup sederhana dilakukan, tidak usah terlalu jauh dalam menempuh perjalanannya. Cukup mengiktari lingkungan sekitar atau jika ingin suasana yang baru, cobalah bersepeda di alam pedesaan, perkebunan bahkan pegunungan yang asri. Tentunya tidak usah bersepeda dari rumah jika jaraknya cukup jauh, cukup membawa sepeda menggunakan mobil dari rumah.

Membersihkan rumah bersama-sama
Menyapu, mengepel lantai, mencuci piring, mencuci dan menjemur pakaian, membersihkan pekarangan, membersihkan kendaraan dls. Yang penting semua anggota keluarga terlibat kegiatan untuk bergerak aktif.

Permainan berburu
Bukan berburu yang sebenarnya, melainkan berburu menyelesaikan misi mencari sesuatu seperti benda tertentu. Bisa dilakukan di dalam rumah maupun memanfaatkan area perumahan sekitar taman bahkan saat bertamasya ke tempat wisata.

Rencanakan kegiatan berkemah
Kemping di alam terbuka cukup mengasikan, sekarang sudah banyak tempat wisata yang menyediakan area perkemahan yang tentunya aman bagi anggota keluarga anda. Saat berkemah anak-anak dan orangtua akan merasakan kebersamaan dalam berkegiatan fisik seperti mendirikan tenda, mencari kayu bakar, membawa air ke sungai, menyalakan api unggun bahkan melakukan kegiatan hiking sekitar perkemahan dls.

Olimpiade keluarga
Kegiatan ini melibatkan keluarga besar, kakek nenek buyut, paman bibi, sepupu keponakan, cucu cicit bahkan besan mertua. Pilihlah olahraga yang ringan dan tidak beresiko. Bahkan memainkan permaian tradisional seperti bancakan, bebentenagn, boy-boyan, enggrang dls. Sedangkan lokasi bisa dengan mencari lapangan, taman bahkan kolam renang.

Family fun day
Pergi bersama anggota keluarga menggunakan kendaraan umum dan berjalan kaki untuk mengunjungi tempat tempat atau taman tematik seperti di Kota Bandung cukup mengasyikan. Kebun binatang dan museum bias menjadi alternative tujuan.

Selamat mencoba, semoga beraktivitas fisik bersama keluarga dapat meningkatkan kebugaran jasmani semua anggota keuarga.
Share:

Sabtu, 23 Januari 2016

KEMAMPUAN BELAJAR MOTORIK


Tingkat perkembangan kemampuan motorik dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Misalnya Winter pada tahun 1976 yang berasal dari Jerman mengklasifikasikan perkembangan kemampuan motorik berdasarkan usia. Dalam hal ini Winter mengklasifikasikan tingkat perkembangan penguasaan motorik dari masa bayi sampai pada seseorang yang telah berusia di atas 60 tahun. Dari hasil penelitiannya, Winter dapat mengemukakan suatu perincian misalnya:

  • Pada umur berapakah seseorang individu dapat diberikan suatu bentuk latihan keterampilan motorik tertentu?
  • Pada umur berapakah individu mengalami kemajuan yang pesat dalam belajar motorik?
  • Pada umur berapakah seseorang mengalami fase stabilisasi dan penurunan keterampilan motorik?

Pejelasan-penjelasan yang dikemukakan oleh Winter ini terperinci sekali dilihat dari segi usia seseorang. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat sekali untuk dapat menjawab pertanyaan:

  • Kapankah suatu cabang olahraga tertentu atau kemampuan motorik yang bagaimana dapat diajarkan pada seorang individu?
Walaupun Winter telah mengemukakan perkembangan motorik seseorang secara terperinci yang dilihat dari segi usia dan fase perkembangan motorik, tetapi belum memberikan penjelasan secara terperinci tentang ciri-ciri perkembangan motorik di dalam pemecahan suatu tugas gerakan misalnya:
  • Bagaimanakah karakter kualitas pemecahan tugas gerakan yang diberikan pada seseorang anak yang berumur 7-10 tahun?


Seorang pakar terkemuka dari Jerman dalam bidang teori gerak bernama Meinel pada tahun 1977, berhasil memberikan rincian yang lebih jelas tentang tingkat belajar motorik berserta ciri-cirinya yang dilihat dari kualitas pemecahan tugas gerakan atau dari segi kemampuan seseorang dalam melaksanakan gerakan-gerakan olahraga yang dituntut. Klasifikasi yang dikemukakan tersebut berdasarkan pada analisis kemampuan koordinasi gerak yang dimiliki individu. Klasifikasi yang dikemukakan oleh Meinel ini dapat lebih mengarahkan para guru pendidikan jasmani maupun penggiat olahraga dan orang tua baik dalam menentukan materi yang akan diajarkan maupun dalam menentukan atau memilih metoda mengajar yang digunakan.



Meinel (1977, hal 235) membagi tingkat belajar motorik dalam 3 fase:

  1. Fase belajar motorik tingkat pertama yaitu perkembangan penguasaan keterampilan motorik dalam bentuk koordinasi kasar.
  2. Fase belajar motorik tingkat kedua perkembangan penguasaan keterampilan motorik dalam bentuk koordinasi halus.
  3. Fase belajar motorik tingkat ketiga yaitu fase stabilitasi dan pembentukan kemampuan automatisasi serta transfer kemampuan ke berbagai situasi dan kondisi.

Berdasarkan uraian-uraian dan penjelasan-penjelasan di atas, maka timbul pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  • Berapa lamakah seseorang berada dalam suatu fase belajar? atau berapa lamakah seseorang memerlukan waktu untuk dapat meningkat dari satu fase ke fase yang lain?
  • Apakah pada setiap fase belajar seseorang memerlukan waktu yang sama (misalnya 3 bulan untuk fase I. 3 bulan fase II dan 3 bulan untuk fase III)? 
  • Apakah anak-anak usia sekolah dasar akan dapat mencapai fase belajar tingkat ketiga? 
  • Apakah seseorang yang telah berada pada fase belajar pada tingkat kedua atau ketiga dalam suatu cabang olahraga tertentu juga akan berada pada fase yang sama pada cabang olahraga yang lain?

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di atas, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang sangat relevan sekali untuk diajukan dan perlu mendapat penjelasan yang sangat konkrit. Pertanyaan tentang lamakah seseorang berada pada setiap fase belajar, dapat dijawab bahwa kemampuan seseorang untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan motorik olahraga berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh:

  • Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki 
  • Perbedaan usia 
  • Perbedaan pengalaman gerakan (banyak atau sedikit) 
  • Perbedaan jenis kelamin 
  • Perbedaan tujuan dan motivasi dalam mempelajari suatu keterampilan motorik 
  • Perbedaan kemampuan kognitif 
  • Frekuensi latihan dan sebagainya

Berdasarkan pada kemungkinan-kemungkinan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu, maka tidak dapat dijawab dengan pasti berapa lamakah seseorang akan berada pada setiap fase belajar motorik. Jawaban ini sekaligus menjawab pertanyaan tentang apakah seseorang memerlukan waktu yang sama untuk meningkat pada fase-fase belajar yang lebih tinggi? mengapa demikian? karena kita sudah sama-sama memahami bahwa perbedaan kemampuan kondisi, koordinasi, umur, pengalaman gerakan, jenis kelamin, tujuan dan motivasi serta perbedaan kemampuan kognitif, sangat berpengaruh dan menentukan terhadap kemampuan seseorang dalam menguasai keterampilan motorik olah raga baik dari segi waktu yang dibutuhkan maupun dari hasil yang diperoleh.


Pertanyaan berikutnya tentang apakah anak usia sekolah dasar hanya berada pada fase belajar tingkat pertama dan apakah mungkin anak-anak usia sekolah dasar dapat mencapai fase belajar tingkat ketiga? Pertanyaan ini dapat dijawab sebagai berikut: pembagian fase-fase belajar motorik bukan berdasarkan pada tingkat usia, melainkan pada tingkat kemampuan seseorang dalam penguasaan keterampilan-keterampilan motorik olahraga dalam melaksanakan gerakan-gerakan. Ini berarti bahwa seseorang bisa berada pada fase belajar tingkat pertama atau tingkat kedua dan ketiga.


Pertanyaan selanjutnya tentang apakah seseorang yang telah berada pada fase belajar kedua atau ketiga pada suatu cabang olahraga tertentu juga akan berada pada fase yang sama dalam cabang olahraga yang lain? Seperti diketahui bahwa setiap cabang olahraga memiliki tuntutan yang berada baik bentuk maupun jenis gerakan.


Tuntutan yang berbeda-beda baik terhadap tingkat kemampuan kondisi maupun koordinasi. Misalnya kemampuan daya tahan dan kemampuan kekuatan yang dituntut dalam dalam cabang olahraga sepakbola berbeda dengan apa yang dituntut dalam cabang olah raga bola basket, renang, senam dan atletik. Demikian juga dalam hal tuntutan kemampuan koordinasi misalnya kemampuan koordinasi yang dituntut dalam lompat jauh berbeda dengan apa yang dituntut dalam cabang olahraga lempar lembing atau cakram.


Tugas-tugas gerakan yang berbeda-beda misalnya tugas gerakan dalam lompat jauh berbeda dengan lompat tinggi. Dalam lompat jauh tugas gerakan adalah melompat sejauh mungkin sedangkan dalam lompat tinggi adalah setinggi mungkin. Oleh karenanya, setiap cabang olahraga menuntut kemampuan yang berbeda-beda.


Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka pertanyaan di atas dapat dijawab secara lebih tuntas lagi, yaitu seseorang yang berada pada fase belajar tingkat kedua atau ketiga pada suatu cabang olah raga tertentu tidak mungkin akan berada pada fase yang sama pada cabang olahraga yang lain, kecuali bila cabang olahraga yang lain memiliki bentuk dan jenis gerakan yang sama, tuntutan terhadap kemampuan kondisi dan koordinasi tidak jauh berbeda.


Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

About