Proses pembelajaran gerak merupakan pengalaman menarik yang terjadi pada diri setiap manusia. Proses pembelajaran gerak dewasa ini bukan hanya harus dimengerti oleh guru olahraga dan para pelatih olahraga saja, tetapi juga oleh para orang tua. Disini mari kita bersama-sama berbagi pengalaman dan belajar mengenai belajar motorik (gerak). Tak hanya itu, renang dan futsal sebagai ketarampilan gerak yang baik untuk dipelajari akan dibahas disini.

BELAJAR GERAK-RENANG-FUTSAL

belajar di kelas motorik, kelas renang, dan kelas futsal disertai program latihan yang terstruktur dan terarah sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan.

KELAS MOTORIK

Anak akan dibimbing untuk mengikuti berbagai latihan pola gerak dasar dengan berbagai bentuk permainan yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik anak yang tanpa disadari sesungguhnya mereka telah belajar gerak dengan baik.

KELAS RENANG DAN PRIVAT RENANG

layanan privat,les dan kelas belajar berenang untuk semua usia dengan metode yang menyenangkan dipandu oleh instruktur berpengalaman. more info: Pak.Nasrul sms/Whatsapp. 085720204010 bbm. 5998E07F

KELAS FUTSAL BANDUNG FUTSAL ACADEMY

layanan KELAS Futsal untuk siswa kelas 1-6 Sekolah Dasar guna menyalurkan bakat dan minat anak pada olahraga Futsal serta untuk melatih mOtorik anak dan memanfaatkan waktu luang sepulang sekolah dan di hari Sabtu Pagi Bekerjasama dengan Bandung Futsal Academy. more info: Pak.Nasrul sms/Whatsapp. 085720204010 Pak Rully 08122230199 bbm. 5998E07F

Lokasi Kelas Motorik, Kelas Renang, dan Kelas Futsal

Lokasi Kelas Motorik : Futsal Shakti Taridi Jalan Parakansaat No.9 Soekarno Hatta Bandung Lokasi Kelas Renang : 1.Kampung Sawarga Sindanglaya Arcamanik Bandung 2.Kolam Hotel Endah Parahyangan Cibeureum Cimahi Lokasi Kelas Futsal : Futsal Shakti Taridi Jalan Parakansaat No.9 Soekarno Hatta Bandung

Senin, 15 Februari 2016

Belajar keterampilan gerak (1)



Belajar keterampilan gerak (1)


Keterampilan gerak sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu keterampilan gerak yang bersifat mendasar yaitu berjalan. Keterampilan gerak ini bersifat perkembangan, maksudnya semua orang mampu menguasai keterampilan berjalan ini seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan individu tersebut. Saya melihat setiap kali ada sekumpulan anak sedang beristirahat di sekolah, cenderung mereka “mempekerjakan” alat gerak mereka. Kesemua aktivitas itu tidak mendapat bimbingan, mereka bergerak dengan atau tanpa kesadaran gerak mereka sebetulnya. Meskipun demikian, kesemua pengembangan pola-pola gerak dasar sebagian besar berkembang dari hasil belajar gerak.

Para ahli mengatakan bahwa pengajaran merupakan proses memberitahukan, proses mentransfer, proses membantu, proses menyampaikan, proses menyebarkan dan dalam belajar gerak ada saat mempragakan pada anak bagaimana cara melakukan suatu tugas gerak yang kemudian anak diberi kesempatan untuk mencoba melakukan tugas gerak tersebut. Ini temasuk jenis proses pembelajaran dengan pendekatan yang bersifat langsung. dengan instruksi langsung inilah dapat membantu seseorang untuk belajar gerak.

Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Kita tidak bisa menyamaratakan kemampuan anak termasuk saat belajar keterampilan gerak. Penerapan pendekatan untuk merancang lingkungan belajar keterampilan gerak menuntut seorang guru pendidikan jamsani maupun instruktur gerak untuk memahami benar kondisi dan kebutuhan yang dihadapi anak. Anak yang belajar dengan pendekatan ini sebetulnya ia tidak menyadari akan proses yang mereka lakukan. Respon geraklah yang merupakan suatu respon terkoordinasi dari suatu system dinamis dalam berbagai kondisi kemampuan anak.

Pembelajaran keterampilan gerak, baik dalam pembelajaran pendidikan jasmani maupun latihan mandiri dengan bimbingan instruktur memiliki banyak aspek yang khas. Pendekatan yang digunakan dalam proses belajar gerak masih sejalan dengan teori belajar pada umumnya. Belajar keterampilan gerak dapat dilakukan melalui pendekatan teori behaviorism, model pemrosesan informasi atau model strategi kognitif. Pada pendekatan behaviorism lebih menekankan pada dukungan eksternal yang diyakini akan berperan membentuk perilaku. Disini guru atau instruktur memiliki peran sebagai model/contoh langsung. Pada pendekatan behaviorism berusaha memecah beberapa tugas gerak menjadi bagian-bagian kecil agar tugas gerak mudah dikuasai anak yang selanjutnya akan ditambahkan beberapa tingkat kesulitan secara bertahap. Sedangkan pada pendekatan model pemrosesan informasi lebih menyarankan cara-cara agar guru dapat menyajikan informasi kepada siswa yang selanjutnya anak akan belajar memecahkan masalah, mencipta, dan belajar bagaimana menstransfer apa yang telah mereka pelajari.

Kedua pendekatan belajar gerak tersebut banyak diaplikasikan oleh para guru pendidikan jasmani di sekolah-sekolah yang selanjutnya disebut banyak dikeal sebagai model pengajaran langsung. Sehingga guru maupun istruktur dapat memilah pedekatan yang tepat berdasarkan kebutuhan dan karakteristik anak.

Key word: pendekatan langsung, model/contoh, respon gerak.

Oleh: Muhamad nasrul
Guru pendidikan jasmani SD Mutiara Bunda Bandung
Share:

Rabu, 10 Februari 2016

ANAK ANDA GAGAL SAAT BEROLAHRAGA? Ini solusinya..



Apakah anda memiliki kekhawatiran ketika melihat anak anda terlihat tidak bersemangat bahkan tidak memiliki potensi yang baik dalam berolahraga, karena merasa gagal mengikuti klub kecabangan olahraga yang diinginkan oleh anak?

Seorang pakar bernama Joel Fish, Ph.D., penulis 101 ways to be a terrific sport parent memberikan beberapa tips mengatasinya:

Beri semangat. Perhatikan berbagai hal yang sudah dijalani anak. Kita telaah bagaimana caranya ia menjaga tubuhnya agar tetap fit, belajar berbagai keterampilan baru, atau bersikap sportif. Dari sini, Anda harus menyemangatinya untuk terus mencoba. Anda bisa bilang, “Wah.. Kamu anggota tim yang baik. Mama benar-benar bangga. Kamu pasti bisa lain kali!” BERIKAN KALIMAT-KALIMAT PENYEMANGAT POSITIF
Lakukan analisis, dan bukan mengkritiknya. Dibandingkan hanya berteriak-teriak, bertanyalah pada anak mengapa ia tidak berhasil memenangkan lomba atau apa yang seharusnya bisa ia lakukan untuk mendapat hasil yang lebih baik lagi. JANGAN MEMBERIKAN TEKANAN
Turunkan ekspektasi Anda. Sering kali, Anda terlalu fokus melihat atlet profesional, sehingga berharap si kecil memiliki fokus dan disiplin yang sama. Anda bisa saja memberinya piranti olahraga terbaik, namun perlu diingat, anak Anda masih berumur 8 tahun! dan ANAK BUKAN MINIATUR ORANG DEWASA
Biarkan dia berhenti. Bila anak Anda terlihat enggan meneruskan olahraga yang sudah dijalaninya selama bertahun-tahun, ini bukan akhir dari segalanya. Anak tumbuh sangat cepat, sehingga belum perlu ia melakukan spesialisasi olahraga tertentu pada usia semuda ini. BERIKAN PENGALAMAN CABANG OLAHRAGA LAIN

Muhamad Nasrul
Share:

Minggu, 07 Februari 2016

LATIHAN UNTUK KETERAMPILAN




 Beberapa hari lalu saya mendapat pertanyaan dari seorang siswa sekolah dasar. “pak, emang kalo latihan, keterampilan kita akan jadi bagus?”….. meskipun saat itu juga spontan saya langsung menjelaskan tentang salah satu teori belajar yaitu teori behaviorisme atau yang kita kenal dengan teori stimulus-respon, tetap saja masih kepikiran. Dan akhirnya saya menemukan kembali tentang Psychology of learning dari Edwin Ray Guthrie.1935. Seorang Professor psikologi Univ. Washington.
Sebelumnya, mari kita pahami dan sadari bahwa gerakan merupakan kontraksi otot yang sederhana, sedangkan lebih dari itu yaitu aksi terdiri dari beberapa atau banyak gerakan. Sebuah gerakan merupakan sebuah korelasi antara rangsangan dan respon, dan karenanya tidak tergantung pada adanya latihan. Tetapi mempelajari sebuah aksi sangat memerlukan latihan. Saat kita memegang benda sekalipun sebetulnya memerlukan beberapa gerakan berdasarkan posisi, arah, dan objek benda tersebut.
Sebagaimana sebuah aksi merupakan akibat dari banyak gerakan, maka sebuah keterampilan dibentuk oleh beberapa kali aksi. Jadi, mempelajari keterampilan seperti keterampilan memainkan bola sepak, bermain boling, mengemudikan kendaraan sebenarnya merupakan pembelajaran yang diakibatkan dari beberapa kali rangsangan dan garakan tertentu tergantung keterampilan apa yang dipelajari. Dengan kata lain rangsangan dan keterampilan khusus.
Oleh karenanya Guthrie (Agus Mahendra dan Amung Ma’mun, 1998:33) mengatakan bahwa:  Pembelajaran normalnya terjadi dalam satu episode keterhubungan. Alasan bahwa latihan yang panjang dan pengulangan diperlukan untuk memantapkan keterampilan karena keterampilan benar-benar memerlukan banyak gerakan yang khusus untuk dipasangkan pada banyak situasi rangsangan berbeda. Suatu keterampilan bukanlah kebiasaan yang sederhana, tetapi memerlukan suatu koleksi besar dari kebiasaan yang mencapai hasil tertentu dalam keadaan yang berbeda-beda.
Jadi, tekun, serius, dan sistematis dalam berlatih suatu keterampilan serta dibimbing oleh orang yang ahli Insya Allah keterampilan dimaksud akan berhasil dikuasai.

Muhamad Nasrul
Pelatih Motorik, Renang, Futsal
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

About